2 Feb 2017

Faktor Penentu Struktur Organisasi

Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi:

Strategi
Pandangan awal tentang apa yang menentukkan struktur adalah tujuan serta strategi organisasi.  Strategi menjadi determinan utama dari struktur. Strategi ditetapkan sebagai sesuatu yang mencakup tujuan jangka panjang sebuah organisasi ditambah dengan arah tindakan yang akan memberikan cara ke arah pencapaiannya. Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi yaitu inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.



Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah viabilitas terbukti.

Bebarapa ahli yang mengamati keterkaitan strategi dan struktur organisasi antara lain: Chandler: ia telah mempelajari hampir 100 perusahaan terbesar di Amerika dan berkesimpulan bahwa struktur mengikuti strategi. Pilihan-pilihan struktur menurut Chandler, menjadi penentu strategi atau besaran (size) organisasi. Miles dan Snow: mereka menawarkan empat kategori tipologi strategi-struktur yang memungkinkan dibuatnya prediksi struktural tertentu. Porter: ia mengajukan bahwa organisasi dapat mengejar salah satu dari empat buah strategi: 

cost leadership, differentiation, focus dan stuck in the middle. Menurut Porter prediksi struktur organisasi tertentu dapat dibuat bagi dua strategi pertama yaitu cost leadership dan differentiation. Miller: ia memperkenalkan sebuah kerangka kerja strategi yang terdiri atas empat dimensi inovasi, diferensiasi, pemasaran breath, dan pengendalian biaya yang mengintegrasikan karya Chandler, Miles dan Snow, dan Porter.

Argumen yang menolak keterkaitan antara strategi dan struktur organisasi umumnya berfokus pada tiga faktor yaitu :
1. Kebebasan manajerial atas perubahan strategi mungkin lebih sedikit dari yang dikatakan
 
2. Jika tingkat persaingan rendah, maka ketinggalan tersebut dapat mengakibatkan interaksi antara strategi dan struktur organisasi terlihat hampir tidak berhubungan.

3. Struktur dapat menentukan strategi ketimbang sebaliknya.

Keterkaitan antara industri dan struktur organisasi didasarkan oleh pemahaman bahwa industri adalah tempat beroperasinya organisasi yang memengaruhi strategi dan karenanya berdampak pada pembentukan struktur. Industri berbeda-beda dalam hubungannya dengan kemungkinan pengembangannya, kendala peraturan pemerintah, hambatan untuk memasuki industri tersebut, dan sebagainya. Kebanyakan perusahaan dalam sebuah industri tertentu mempunyai kesamaan-kesamaan dalam karakteristik-karakteristik tersebut. Hasilnya adalah bahwa perusahaan dalam kategori-kategori industri cenderung mempunyai struktur organisasi yang sama.

Besaran organisasi
Besaran organisasi didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan pegawai. Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya. Lebih dari 80 persen penelitian yang menggunakan besaran organisasi sebagai variabel mendefinisikannya sebagai jumlah total pegawai. Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil. Hal ini konsisten dengan asumsi bahwa karena manusia serta interaksinyalah yang terstruktur, maka jumlah mereka harus dihubungkan secara lebih dekat dengan struktur daripada dengan ukuran besaran lain. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier. Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur dengan kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi meluas.

Besaran mempunyai pengaruh cukup besar terhadap diferensiasi vertikal. Dampak besaran terhadap diferensiasi spatial tidak jelas. Peningkatan formalisasi berhubungan erat dengan dengan peningkatan besaran organisasi. Sementara hubungan besaran organisasi dan sentralisasi mempunyai hubungan yang terbalik, namun penelitian memperlihatkan temuan yang bermacam-macam. Kajian besaran diatas merujuk pada ukuran besaran organisasi menengah dan besar. Sementara pada perusahaan kecil mereka menghadapi masalah yang berbeda dan mempunyai prioritas yang berbeda. Selain itu ada fakta bahwa perusahaan kecil mempunyai karakter yang berbeda dimana manajer mereka mempunyai pilihan struktural yang lebih terbatas.

Teknologi
Teknologi merujuk pada proses serta metode yang mengubah input menjadi output dalam organisasi. Bebarapa ahli yang mengamati keterkaitan teknologi dan struktur organisasi antara lain: Joan Woodward: ia mengajukan tiga jenis teknologi produksi; unit, mass, dan process. Kontribusi utamanya terletak pada pengidentifikasian hubungan yang mencolok antara kelas-kelas teknologi itu dan struktur selanjutnya dari perusaha-perusahaan tersebut, dan menunjukkan bahwa keefektifan perusahaan-perusahaann tersebut ada kaitannya dengan kecocokan antara teknologi dan struktur. Perrow: ia berkesimpulan bahwa semakin rutin teknologi, maka semakin terstruktur organisasinya. Thompson: penelitiannya memperlihatkan bahwa saling ketergantungan yang diciptakan oleh teknologi penting dalam menentukan struktur organisasi. Kontribusi mereka menunjukkan bahwa teknologi rutin secara positif berhubungan dengan kompleksitas yang rendah dan formalisasi yang tinggi. Teknologi rutin secara positif berhubungan dengan sentralisasi, namun hanya jika formalisasinya rendah. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.

Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai apa saja yang berada di luar batas organisasi. Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya. Desain struktural merupakan alat penting yang dapat digunakan para manajer untuk menghilangkan atau meminimalkan dampak ketidakpastian lingkungan. Struktur organisasi secara internal sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian dan perubahan lingkungan. Hipotesis umum tentang organisasi harus berorientasi pada kebutuhan internal utamanya dan harus dapat beradaptasi dengan baik dalam lingkungannya (Scott, 1983). Lawrence dan Lorsch (1967) mengatakan bahwa organisasi dan lingkungan bagaikan dua gambar pada sebuah mata uang. Makin kompleks lingkungan, maka makin didesentralisasi pula strukturnya.

Hubungan lingkungan dan struktur adalah rumit. Robbins (1994) berkesimpulan bahwa :
1. Dampak lingkungan terhadap organisasi adalah fungsi dari ketergantungan,

2. Lingkungan yang dinamis mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan yang lebih statis,

3. Kompleksitas dan ketakpastian lingkungan mempunyai kaitan langsung,

 4. Formalisasi dan ketakpastian lingkungan mempunyai kaitan terbalik,

5. Makin kompleks lingkungan, makin besar desentralisasi, dan

6. Permusuhan yang ekstrem dalam lingkungan akan mengakibatkan terjadinya sentralisasi sementara.

Kelemahan Pandangan Strukturalis
Secara keseluruhan pemahaman yang baik akan pembentukan struktur organisasi tentu saja bermanfaat bagi para manajer dalam mengelola organisasi mereka, namun bila mereka hanya terfokus pada bagaimana mengatur dinamika arus informasi dan diferensiasi internal perusahaan sehingga manajemen perusahaan secara keseluruhan hanya berkutat pada persoalan informasi dan diferensiasi perusahaan dan melupakan semua elemen yang menentukan terhadap situasi perusahaan yang kompleks maka struktur organisasi kemudian hanya akan menjadi macan kertas belaka karena keformalannya.

Kelemahan berikutnya adalah lingkungan ternyata tidak sedemikian dinamis seperti yang diasumsikan penganut teori struktur. Observasi yang lebih tepat mungkin adalah dewasa ini perubahan tidak lebih dinamis dibanding saat lain dalam sejarah, dan dampak dari ketidakpastian lingkungan terhadap organisasi berkurang cukup besar sebagai hasil dari strategi manajerial.

Kelemahan lain adalah studi tentang struktur organisasi tidak memperhatikan aspek politik dalam pembentukan struktur. Tesis Pfeffer dan Salancik (1978) tentang pengendalian kekuasaan menyatakan struktur sebuah organisasi kapanpun merupakan hasil dari mereka yang mempunyai kekuasaan untuk memilih struktur yang sampai tingkat semaksimal mungkin mempertahankan dan memaksimalkan controlmereka. Perspektif pengendalian kekuasaan tidak mengabaikan dampak dari besaran (size), tehnologi atau variabel kontingensi lainnya, malahan pengendalian kekuasaan memperlakukan variabel kontingensi sebagai kendala yang dihadapi melalui proses yang disebut sebagai proses politis.

Demikian sekelumit pemahaman penulis tentang struktur organisasi. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar